Semangat manusia lebih kuat daripada segala sesuatu yang terjadi padanya.”- C.C.Scot
Jam 2 Pagi di RSCM
Gerimis.
Suasana di ruang unit gawat darurat masih ramai, beberapa orang berseragam biru muda dengan tulisan “dokter jaga” di bagian dada terlihat sibuk berlalu lalang diikuti oleh para perawat.
“Siapa keluarganya?” Tanya salah seorang dokter
“Saya, Dok..” jawabku singkat
“Cuma kamu sendiri?” Tanya dokter itu heran, lalu melanjutkan, “ Oke ngga apa2.. Jadi, gangren ayah kamu sudah cukup parah, nanti kita coba rontgen dulu, kalau sudah sampai ke tulang, harus operasi besar, tapi kalau baru di bagian kulit, mungkin cuma pengangkatan jaringan mati, tapi perlu sekitar 2 kali operasi, pihak keluarganya sudah setuju untuk pelaksanaan operasi? Kalau iya, tolong di tandatangan surat persetujuannya malam ini”
* Malam itu,, seperti ada di dalam mimpi rasanya. Seumur hidup aku jarang pergi ke rumah sakit,jarang mengantar orang ke rumah sakit, dan belum pernah di rawat di rumah sakit, atau mengurus segala hal terkait perumahsakitan. Dan sekarang, pukul 2 pagi, berdiri sendiri, membuat keputusan sendiri, menandatangani surat operasi.. sungguh di luar rencana.. tapi bukankah Allah memang selalu punya rencana terbaik untuk hambaNya walaupun kadang terlihat di luar rencana? Kalau begitu bukankah tidak masalah di luar rencana kita asalkan masih rencanaNya?
Aku pergi ke bagian administrasi untuk mengurus administrasi masuk dan menanyakan besar biaya operasi untuk gangren,
“Operasi kecil 7—10 juta, operasi besar, 13—20 juta.”
Bagaimana seorang mahasiswa bisa membayar biaya operasi sebesar itu??
Perjalanan Penuh Inspirasi di RSCM ini pun di mulai…
Pagi harinya di RSCM,
Matahari bersinar seperti biasanya,
Aku masih setengah sadar, apa yang semalam itu cuma mimpi? tapi kalau mimpi kenapa banyak orang sakit disini? Kenapa masih ada dokter jaga?
“Dik?” Sapa seorang dokter dengan ramah, “Hasil rontgen ayah kamu semalam bagus, tulangnya belum terinfeksi, jadi kita cuma akan operasi pengangkatan jaringan mati dan penanaman kulit. Operasinya baru bisa dimulai setelah gula darahnya stabil. Sekarang kita cek laboratorium dulu ya .” jelas dokter itu sambil menceklist kertas yang di pegangnya lalu memberikannya
“ini saya kasih kemana Dok?” tanyaku bingung
“Oh,bawa ke kasir ..”
Aku semakin bingung mendengar jawaban dokter itu. Lucu juga,kenapa tes laboratorium di kasir? Tapi kuputuskan saja untuk pergi mencari jawabannya sendiri. Sesampainya di kasir, ada beberapa orang yang membawa daftar seperti yang kubawa, aku paham, ternyata sistem di UGD adalah keluarga pasien sendiri yang mengambil peralatan lab ,kertas yang sudah di beri tanda lunas di kasir baru bisa di bawa untuk mengambil alat-alat lab, begitu juga dengan teknis pengambilan obat… dimana-mana… Money First !
Aku memberikan kertas daftar yang di berikan oleh dokter tadi ke petugas kasir,
“Seratus duapuluhlima ribu.”
Untuk cek darah dan urin saja seratus ribu lebih?? Gumamku dalam hati,khawatir dokternya menunggu lama, aku memberikan uangnya lalu pergi ke laboratorium.
setiap habis cek laboratorium , dokter akan mengeluarkan kertas lagi untuk menebus obat. Daftar obat yang nama-namanya asing itu harganya lumayan mahal juga ternyata, untuk satu set resep obat bisa menghabiskan 70—200 ribu.
Cek laboratorium itu dilakukan tiap beberapa jam, cek gula darah, kadar trombosit,leukosit, eritrosit, albumin, kolesterol, dkk.
Hampir setengah hari, menghabiskan waktu dengan bolah-balik dari UGD-Kasir-Laboratorium-UGD-
Inspirasi 1:
Bersyukur.
Ada begitu banyak nikmat Allah yang seringnya tidak kita sadari,Bersyukur untuk alveolus kita yang masih berfungsi memetabolisme oksigen dan karbondioksida (Bayangkan akan membesar seperti apa tubuh kita jika gas-gas karbon itu tetap berada di dalam tubuh?), berysukur untuk jantung yang masih diizinkan berdenyut memompa darah (Terbayangkah bagaimana rasanya jika jantung kita bengkak?), juga untuk hati yang masih menetralisir racun, untuk sistem imun dan syaraf yang masih aktif, untuk ginjal yang masih bisa menyaring darah. ..
Bersyukur untuk semua kerja hebat komponen tak terlihat dalam tubuh yang Allah rancang untuk kita, semua komponen yang membuat kita masih bisa bernafas dengan lega, merasakan nikmatnya makanan, beraktifitas, dan tidur nyenyak … Bersyukur dengan menjaga kesehatan jasmani dan ruhani sejak muda !
Inspirasi 2:
Sedekah di waktu sehat
Seharian berhubungan dengan kasir rumah sakit sangat menguras biaya.Kalau hidup ini harus bayar seperti hitunga2an lab di rumah sakit, dalam sehari Allah udah kasih kita uang berapa puluh juta ya? Karena Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pemurah, maka semua itu dikasih cuma2, gratis, hanya saja Allah memerintahkan kita untuk bersedekah itupun Allah kasih ganjaran lagi kalau kita mau bersedekah, dalam QS Al Baaqarah:261
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Kalau dianalogikan, seandainya kita sedekah 100.000, dilipatgandakan 700x hasilnya 70.000.000. Bisa jadi suatu saat/ di masa tua nanti harusnya kita sakit yang menghabiskan uang 70 juta, penyakit itu dicegah oleh Allajh karena uang yang kita sedekahkan.. Nah, daripada uangnya habis di kasir rumah sakit, mendingan buat membantu sesama dengan bersedekah sebelum sakit..
RSCM 2: Manfaat Jaket UI
Alhamdulillah operasi berjalan lancar , karena belum mendapat ruang rawat inap, ayah kembali di bawa ke UGD. Dokter Habib,salah satu dokter jaga di unit gawat darurat yang merawat ayah termasuk dokter yang baik, beliau selalu menyapa keluarga pasien jika bertemu di lorong rumah sakit dengan ramah, beliau juga tidak segan meluangkan waktunya jika ada keluarga pasien yang ingin berkonsultasi.
Walaupun setelah operasi tidak ada lagi cek laboratorium, tapi biaya pengobatannya menjadi semakin mahal karena harus debridement (istilah untuk perawatan setelah operasi), dan suntik insulin setiap beberapa jam.
Tepat hari ke 2 pasca operasi, aku kehabisan uang.
Sore itu , dokter Erlangga, dokter jaga pengganti dokter Habib,memberikan kertas resep obat untuk di tebus.Uang yang kubawa tinggal beberapa puluh ribu, tidak cukup untuk menebus obat itu, tapi obatnya harus diambil hari ini juga, karena besok pagi akan dipakai dokter bedah saat ganti perban.
Aku mengambil kertas resep yang diberikan dokter Erlangga dan berjalan menuju kasir. Mungkin aku bisa minta penjaga kasir untuk memberikan obatnya terlebih dahulu dan membayarnya jam 10 nanti (Entah jam 10 nanti malam, jam 10 nanti besok, jam 10 tahun depan, atau jam 10 nanti kalau udah nikah)
Tiba-tiba,
“De, kuliah di UI ya?”Tanya seorang ibu2 perawat yang kebetulan lewat sambil melihat ke arah tulisan ‘Universitas Indonesia’yang tertera di jaket yang ku pakai.
“Iya, Bu..”
“Sini, masuk..” Ajak beliau ke ruangannya. Kami hanya mengobrol sebentar. Ibu perawat itu kemudian menandatangani resep yang diberikan oleh dokter Erlangga.
“Ini langsung dibawa ke apotek aja.”
Aku mengikuti saran ibu2 perawat itu ,baru tahu ternyata ada sistem reimburse di rscm, caranya adalah dengan meminta tanda tangan perawat di kertas resep obat
Sesampainya di apotek,
“Mba, saya mau ambil obat. Ini resepnya, ” ujarku pada salah seorang penjaga apotek sambil menyerahkan resep yang sudah di tandatangan
“Mahasiswa FK-UI ya kak?” Tanya penjaga apotek itu
“Oh, bukan, saya kuliah di UI, tapi bukan di FK..”
Agak heran kenapa UI begitu spesial, Mungkin paradigma di luar sana, kuliah di UI mahal, ngga seberapa kalau dibanding biaya rumah sakit.
Alhamdulillah ,sore itu aku berhasil mendapatkan obat-obat yang dibutuhkan.
Inspirasi 3:
Optimis
Kalau Kau harus menangani banyak masalah , kau bisa memilih untuk tenggelam atau berenang.”- Tom Cruise
Jangan pernah menyerah, Allah bersamamu, tidak ada jalan buntu ! Manfaatkan saja seluruh potensi yang kau miliki, kadang uang bukan segalanya.
*dan., Jangan lupa pake jaket yang ada tulisan UI-nya saat pergi ke rumah sakit :D
Hari ketiga pasca operasi,
Aku sudah mulai terbiasa dengan hiruk pikuk rumah sakit, dari mulai terbit matahari sampai terbit bintang. Dengan tips yang diajarkan ibu2 perawat itu, aku bisa sedikit berhemat,paling tidak sampai ayah belum keluar dari rscm. Seharian itu aku hanya menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan ayah, sambil kadang-kadang berburu tanda-tangan perawat saat ada dokter yang minta di ambilkan obat,atau sekedar mengamati dokter-dokter dan perawat yang sedang bekerja.
Dari sekelompok dokter yang ku amati, ada satu yang berbeda, Dokter Erlangga, secara berkala beliau mengunjungi satu persatu pasien yang ada di ruang UGD, menyapa mereka dengan ramah sambil menanyakan kondisinya kemudian mencatat beberapa hal di buku catatannya. Aku juga sempat melihat ketika beliau menyalami keluarga pasien yang akan dipindah ruangan sambil berkata ramah, “Mohon maaf ya, saya hanya bisa bantu sedikit, Semoga ibunya cepat diberi kembuhan, ya!” Saat berkumpul di meja dokter, beliau juga tidak ikut nimbrung mengeluhkan pasien2 seperti yang dilakukan beberapa dokter lain..
Inspirasi 4:
Bermakna
Fungsi terpenting pendidikan pada tingkat manapun adalah mengembangkan kepribadian manusia dan makna kehidupannya bagi dirinya dan bagi orang lain. – Grayson Kirk
Mereka sama-sama belajar ilmu kedokteran, sama-sama bergelar dokter, sama-sama berprofesi sebagai dokter, tapi menjadi berbeda ketika mereka memilh untuk sekedar menjalani pekerjaan sebagai seorang dokter atau menjadikan kehadirannya sebagai seorang dokter bermakna untuk orang lain. Tidak peduli berapa IP dokter itu ketika kuliah,karena dalam hidup,tidak akan ada lagi orang yang menilai kita dari apa yang kita tulis, dari banyaknya teori yang dihafal di kepala, tapi dari tindakan yang kita lakukan…
“ Kita tak akan pernah tau kemungkinan berartinya setiap tindakan kita bagi orang lain. Senyummu yang tulus dan tepukan di bahu mungkin bisa menarik seseorang dari tepi jurang.” -David Coleman & Carmelia Eliot
RSCM 3: Mukzizat jam 12 Malam
Seorang dokter wanita menghampiriku,
“De, ayahnya kan sudah hampir 4 hari di ugd, sekarang operasinya sudah selesai, kegawatannya juga sudah kita tangani, jadi mau ngga mau besok harus sudah pindah” ujar dokter wanita itu agak ketus.
Dokter Erlangga bangkit dari meja kerjanya dan menghampiri kami,
“Oh iya, nanti saya buatkan surat rujukannya ke P3RN ya”
Siang itu ,petualangan mencari ruang rawat inap di mulai,tapi hasilnya nihil, dari 3 rumah sakit swasta yang di rujuk, kamar inapnya penuh.
Sebegitu banyakkah orang sakit di Indonesia?
Sore harinya aku kembali ke UGD, ku lihat dokter erlangga masih sibuk menangani pasien. Subanallah para dokter-dokter hebat itu, padahal mereka belum tidur sejak semalam. Karena takut mengganggu , aku mengurungkan niat untuk menghampiri beliau dan memutuskan untuk duduk di bangku tunggu pasien.
“Eh, kamu tadi minta surat rujukan ke P3RN ya? Bagaimana kamar rawat inapnya? Sudah ada?” tiba-tiba dokter erlangga sudah ada di hadapanku. Subhanallah,di tengah kesibukannya ternyata beliau masih ingat kalau tadi sudah janji untuk membuatkan surat rujukan,
“Iya dok, tadi sudah dicoba ke 3 Rumah sakit, tapi ternyata di sana ruang rawat inapnya penuh,” Ujarku sambil memberikan surat keterangan dari rumah sakit yang bersangkutan.
“Mm… Coba kamu ke P3RN lagi, siapa tau ada kamar rawat di RSCM yang kosong, ini surat rujukan dari Saya,..”
“Tapi ini kan hari sabtu , Dok?”
“Oh.. ngga apa2.. di coba aja dulu.” Jawab beliau sambil tersenyum
Di P3RN
“De, ini kan hari sabtu ! ade mau kesini sabtu pagi, sabtu sore, sabtu malem, atau besok pagi sama aja. Karena hari sabtu-minggu dokter ngga diizinin mulangin pasien, jadi kamar rawat inapnya pasti masih penuh !”
Ibu-ibu pengurus P3RN itu ternyata galak juga.. mungkin beliau sedang sangat lelah, pikirku
Seorang ibu di sebelahnya melihat bagian notes yang di tulis dokter Erlangga di surat rujukan itu kemudian menimpali, “Oh.. kamu udah minta dari 3 hari lalu ya? Nanti begitu ada kamar saya langsung kabari ya!” ujar ibu kedua dengan senyum..
Inspirasi 5:
Belajar dari 'Anugerah Buruk'
Kehidupan selalu saja diisi dengan dua hal, positif dan negatif, kebaikan dan keburukan, orang baik dan orang yang kurang baik, kejadian yang menyenangkan-dan kejadian yang tidak menyenangkan, itu sudah sunatullah.Bahkan kita masih bisa hidup karena ion-ion di dalam darah kita bermuatan positif dan negatif, sehingga akhirnya katup jantung bisa terbuka, darah bisa mengalir, dan kita bisa hidup..
Jika jantung kita bisa memanfaatkan ion negatif untuk mengalirkan energi kehidupan , mengapa kita tidak mencontohnya?
“Bukalah mata lebar-lebar untuk hal-hal buruk yang kau alami. Terkadang, keadaan buruk adalah anugerah yang dapat mengajarkanmu sesuatu yang bernilai, menjadi salah satu pelajaran terbaik yang beruntung bisa kau pelajari ,bahkan mengubah hidupmu.” -Kent Nerburn
Jam setengah 12 malam di ruang UGD..
Suasana di ruangan itu mulai sepi.. walaupun masih ada beberapa dokter jaga dan perawat yang duduk di dalam ruangan. Aku duduk di sebuah kursi tepat di sebelah ayah, Untuk beberapa lama mengamati keadaan di ruangan itu, mengamati pasien-pasien yang terbaring lemah di atas ranjang, mengamati dokter-dokter jaga yang sedang sibuk merekap beberapa kertas di meja kerjanya sambil kadang berdiskusi, mengamati keluarga pasien yang tertidur di bangku tunggu yang berderet.Karena sudah tidak ada dokter yang minta di ambilkan obat atau alat untuk cek darah,aku memutuskan untuk pergi ke mushala. Ternyata mushala RSCM di tutup diatas jam 11 malam, sehingga akhirnya aku memilih pergi ke Masjid ARH yang letaknya tidak begitu jauh dari RSCM, untungnya tidak ada BMS di FK...
Di Masjid yang lengang dan gelap
Dengan badan yang berontak minta diistirahatkan, dan pikiran yang penuh dengan angka-angka biaya operasi, obat, cek laboratorium, insulin, bagaimana membayar semuanya? besok ayah sudah harus pindah.. tapi kamar rawat inapnya juga belum ada , bagaimana untuk operasi selanjutnya?bagaimana untuk perawatannya?
Sangat lelah, membayangkan bisa pulang ke asrama, tertidur lelap , bangun di pagi hari dan melihat semuanya sudah baik-baik saja….
Kenapa soal kali ini begitu sulit untuk di kerjakan? Kenapa semuanya jadi terlihat rumit?
Tiba-tiba aku teringat nasihat seorang sahabat , salah seorang muslimah tangguh yang pernah kukenal. Nasihat yang ia berikan beberapa hari sebelum hari ayah di bawa ke rumah sakit itu benar2 kembali menyadarkanku..
Saat kau sedang menghadapi masalah besar, ingatkan dirimu untuk selalu kuat sedikit..
Kau boleh saja mengangis, tapi nanti setelah masalahnya selesai. Pastikan saat kau menangis, kau menangis dalam keadaan Menang Dyf !
Menang, saat akhirnya kau berhasil menyelesaikan satu per satu episode kesulitan ini dengan baik.
Apakah kau tega membiarkan ayahmu terbaring sakit tanpa berbuat apa-apa?
Apa yang kau pelajari sampai semester 5 di UI??
Apakah kau masih ingat, ketika kau masih kecil, orang tuamu selalu memberikan apa yang kau mau. Buku cerita, baju baru, mainan, mengantarkanmu ke sekolah, merawatmu saat sakit, membelikan apa yang kau minta, tanpa perlu kau tau apakah saat itu mereka sedang ada uang atau tidak.. Sekarang gantian kamu yang harus melakukannya untuk mereka dyf, jangan perlihatkan kekhawatiranmu, cukup tunjukkan di hadapan mereka bahwa kau bisa mengurus semuanya dengan baik.
Allah sudah berjanji dalam Al Qur’an bahwa Dia Pasti dan Selalu akan menolong hamba2Nya..
Apakah Al-Qur’an sudah tidak mampu menguatkanmu ?
Apakah Al-Qur’an sudah tidak mampu menenangkan hatimu, Saudariku??
Jika hatimu terlalu resah, bacalah Al Qur’an
Karena di sana, selalu ada jawabannya…
Aku mengambil mushaf yang ada di dalam tasku dan membukanya secara acak, sampai tiba di suatu surat yang membuatku terdiam beberapa saat…
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah , niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS.At Thalaq:2)
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan segala urusan (yang dikehendakiNya). Sesungguhnya Allah mengadakan ketentuan untuk segala sesuatu.” (QS.At Thalaq:3)
“…Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah , niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS.At Thalaq:4)
Takwa-Tawakal-Takwa ? itukah keyword untuk menjawab soal ini? Atau itu justru jawabannya?
Jam 12 lewat 10 menit
Handphoneku berdering. Sebuah nomor tak di kenal. Siapa yang telfon tengah malam begini?
“Assalamu’alaikum?”
“Wa’alaikumussalam, Dyna, ini ayah. Alhamdulillah kamar rawat inapnya sudah ada, tapi harus di urus malam ini juga, Dyna tolong ke UGD ya.”
“Iya, Yah, Dyna kesana sekarang”
Ayah kan lagi ngga bawa hp? Kamar rawat inap? Hari sabtu ? tengah malam?Bagaimana bisa??
Tiba-tiba semua rasa lelah itu hilang seketika. Tanpa berfikir panjang aku kembali menuju RSCM. Jalan pintas yang menghubungkan FKUI dengan RSCM ditutup pada malam hari, sehingga harus lewat trotoar. Hampir setengah satu pagi, Aku berjalan sambil menghirup udara segar pagi itu dan mengamati beberapa pohon besar yang ada di pinggir jalan..
(bersambung....)
No comments:
Post a Comment